Al-Quran Online ini, ajakan untuk mendalami AlQuran sambil mencari ridho dan cinta Allah semata
Daftar Akar Kata Pada AlQuran
Dipersembahkan oleh para sukarelawan yang hanya mencari kecintaan Allah semata

An-Nisa

dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

ayat 25

Dan barang siapa di antara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain, karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang mereka pun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka mengerjakan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut kepada kesulitan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antaramu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Irab Surat AnNisa ayat 25

Ayat ini membahas ketentuan khusus mengenai pernikahan dengan budak wanita (imā') bagi mereka yang tidak mampu menikahi wanita merdeka, serta ketentuan mahar dan hukuman bagi budak wanita.

Ayat ini panjang dan mengandung beberapa struktur syarat dan pengecualian. Saya akan membaginya menjadi tiga bagian utama.

I. Bagian Pertama: Ketentuan Pernikahan Budak Wanita

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

وَمَن (Wa man)

Wāw ('Aṭf) dan Man (Syarat Jāzim)

Mubtada' pada posisi raf'.

لَّمْ يَسْتَطِعْ (Lam yastaṭi')

Lam (Jāzim) dan Fi'l Muḍāri' Majzūm

Fi'l Syarṭ (Kata Kerja Syarat). Dijazmkan, tanda jazm-nya sukūn. Fā'il-nya ḍamīr mustatir kembali ke Man.

طَوْلًا (Ṭawlan)

Maf'ūl bih (Objek)

Manṣūb (berharakat fatḥah). Artinya: "kemampuan finansial".

أَن يَنكِحَ (An yankiḥa)

An Nāṣibah dan Fi'l Muḍāri' Manṣūb

Manṣūb (berharakat fatḥah). Maṣdar Mu'awwal (أَن يَنكِحَ...) adalah Badal (Pengganti) dari طَوْلًا pada posisi naṣb.

فَمِن مَّا (Fa min mā)

Fā' (Jawāb Syarṭ) dan Min (Jārr) + (Ism Mawṣūl Majrūr)

Khabar Muqaddam (Predikat yang didahulukan).

مَلَكَتْ أَيْمَانُكُم

Ṣilah al-Mawṣūl. Aymānukum adalah Fā'il (Marfū').

مِّن فَتَيَاتِكُمُ (Min fatayātukumu)

Jārr wa Majrūr

Ḥāl (Keadaan) dari .

وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِإِيمَانِكُمْ

Allāhu (Mubtada' Marfū'). A'lamu (Khabar Marfū'). Kalimat i'tirāḍiyyah (sisipan).

بَعْضُكُم مِّن بَعْضٍ

Ba'ḍukum (Mubtada' Marfū'). Min ba'ḍin (Khabar Jārr wa Majrūr). Kalimat i'tirāḍiyyah kedua.

فَانكِحُوهُنَّ (Fankiḥūhunna)

Fā' (Sababiyyah) dan Fi'l Amr

Fi'l Amr mabnī 'alā ḥaḍfi an-nūn. Hunn (ـهنَّ) adalah Maf'ūl bih.

بِإِذْنِ أَهْلِهِنَّ

Jārr wa Majrūr. Iḍnin (Muḍāf). Ahli (Muḍāf Ilaih). Menunjukkan syarat izin dari wali.

وَآتُوهُنَّ أُجُورَهُنَّ

Fi'l Amr + Hunn (Maf'ūl bih Awwal) + Ujūra (Maf'ūl bih Ṡānī). Perintah memberikan mahar.

بِالْمَعْرُوفِ (Bil-ma'rūfi)

Jārr wa Majrūr

Ḥāl atau Muta'alliq dengan Ātūhunna.

مُحْصِنِينَ غَيْرَ مُسَافِحَاتٍ

Ḥāl Awwal (Manṣūb) dan Ḥāl Ṡānī (Manṣūb).



II. Bagian Kedua: Hukuman Zina Budak Wanita

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

فَإِذَا (Fa iḍā)

Fā' (Istināf) dan Iḍā (Syarat Waktu)

Ẓarf Zamān (Keterangan Waktu) yang terkait dengan jawab-nya (Fa'alayhinna).

أُحْصِنَّ (Uḥṣinna)

Fi'l Māḍī Majhūl

Nūn an-Niswa adalah Nā'ib al-Fā'il. Artinya: "Apabila mereka (budak) telah dinikahi (bersuami)".

فَإِنْ أَتَيْنَ (Fa in atayna)

Fā' (Rabṭ al-Jawāb) dan In (Syarat Jāzim) + Fi'l Māḍī

Fi'l Syarṭ pada posisi jazm. Nūn an-Niswa adalah Fā'il.

بِفَاحِشَةٍ (Bi fāḥišatin)

Jārr wa Majrūr

Muta'alliq dengan Atayna.

فَعَلَيْهِنَّ (Fa 'alayhinna)

Fā' (Jawāb Syarṭ) dan 'Alā (Jārr) + Hunna (Majrūr)

Khabar Muqaddam pada posisi raf'.

نِصْفُ (Niṣfu)

Mubtada' Mu'akhkhar (Subjek yang Diakhirkan)

Marfū' (berharakat ḍammah).

مَا عَلَى الْمُحْصَنَاتِ مِنَ الْعَذَابِ

(Ism Mawṣūl Majrūr) + 'Alā al-muḥṣanāti (Ṣilah) + Min al-'Aḍābi (Bayan)

Niṣfu adalah Muḍāf dan adalah Muḍāf Ilaih.

III. Bagian Ketiga: Nasihat dan Penutup

Kata

I'rāb (Kedudukan Gramatikal)

Keterangan/Status

ذَٰلِكَ (Ḏālika)

Ism Isyārah (Kata Tunjuk)

Mubtada' pada posisi raf'. Menunjuk pada hukum menikahi budak wanita.

لِمَنْ خَشِيَ الْعَنَتَ (Li man ḵašiya al-'anata)

Jārr wa Majrūr

Khabar (Predikat) dari ذَٰلِكَ. Al-'anata adalah Maf'ūl bih (Manṣūb). Artinya: "Bagi orang yang takut terjerumus dalam kesulitan/zina."

وَأَن تَصْبِرُوا (Wa an taṣbirū)

Wāw ('Aṭf) dan An Nāṣibah + Fi'l Muḍāri' Manṣūb

Taṣbirū adalah Manṣūb dengan ḥaḍfu an-nūn. Maṣdar Mu'awwal (وَأَن تَصْبِرُوا) adalah Mubtada' pada posisi raf'.

خَيْرٌ لَّكُمْ (Khayrun lakum)

Khabar (Predikat) dari Maṣdar Mu'awwal. Marfū'.

وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Allāhu (Mubtada' Marfū'). Ghafūrun (Khabar Awwal). Raḥīmun (Khabar Ṡānī).


🔑 Poin Utama I'rāb Ayat

  1. Pengecualian (Man Lam Yastaṭi'): Ayat dimulai dengan struktur syarat-jawaban yang mengatur pernikahan budak wanita: Hanya bagi mereka yang tidak mampu secara finansial (طَوْلًا) menikahi wanita merdeka beriman. طَوْلًا adalah Maf'ūl bih yang mana Maṣdar Mu'awwal أَن يَنكِحَ الْمُحْصَنَاتِ adalah Badal yang menjelaskan Ṭawlan.

  2. Sistem Hukuman Ganda (Nisf al-'Aḍāb): Ini adalah poin paling penting dalam i'rāb hukum: فَعَلَيْهِنَّ نِصْفُ مَا عَلَى الْمُحْصَنَاتِ مِنَ الْعَذَابِ (maka atas mereka [budak] setengah dari hukuman atas wanita merdeka).

    • نِصْفُ (setengah) adalah Mubtada' Mu'akhkhar (Subjek yang diakhirkan).

    • مَا عَلَى الْمُحْصَنَاتِ adalah Muḍāf Ilaih (sandaran) yang menjelaskan Nisfu. مَا (Ism Mawṣūl) adalah Majrūr.

    • مِنَ الْعَذَابِ (Min al-'Aḍābi) adalah Bayān (penjelas) untuk , menunjukkan bahwa setengah yang dimaksud adalah dari jenis hukuman (Al-'Aḍāb).

  3. Hukum Wa an Taṣbirū: Frasa وَأَن تَصْبِرُوا خَيْرٌ لَّكُمْ (dan bersabar itu lebih baik bagi kalian) menggunakan Maṣdar Mu'awwal (أَن تَصْبِرُوا) sebagai Mubtada' yang Marfū'. Ini menunjukkan bahwa, meskipun menikahi budak wanita diizinkan, kesabaran untuk menahan diri adalah pilihan yang lebih utama.