1.
I'rab Surah Al-Baqarah Ayat 241
Kata
|
Jenis
I'rab
|
Kedudukan
/ Keterangan
|
وَلِلْمُطَلَّقَٰتِ (Walil
muṭallaqāti)
|
Harf
+ Ism
|
Wawu istī'nāf (permulaan). Lām harf
jarr (preposisi). Al-muṭallaqāti majrūr dengan kasrah (merupakan jam'
mu'annats sālim). Al-Jār wa al-majrūr dalam
posisi raf'u sebagai Khabar
Muqaddam (predikat yang didahulukan).
|
مَتَٰعٌۢ (Matā'un)
|
Ism
|
Mubtada’
Mu'akhkhar (subjek yang
diakhirkan), marfū' dengan dhammah (artinya:
pemberian penghibur).
|
بِٱلْمَعْرُوفِ (bil
ma'rūfi)
|
Harf
+ Ism
|
Bā’ harf
jarr. Al-ma'rūfi majrūr dengan kasrah. Al-Jār
wa al-majrūr berkaitan dengan Matā'un (maknanya:
diberikan secara patut/baik).
|
حَقًّا (Ḥaqqan)
|
Ism
|
Maf'ūl
Mutlaq (objek absolut) bagi fi'il yang
dibuang (maḥdzūf), taqdīrnya: aḥaqqa
ḥaqqan (Dia menetapkan sebagai
hak). Manshūb dengan fathah.
|
عَلَى
ٱلْمُتَّقِينَ ('ala
al-muttaqīna)
|
Harf
+ Ism
|
'Alā harf
jarr. Al-muttaqīna majrūr dengan yā’ karena jam'
mudzakkar sālim (plural maskulin salim). Al-Jār
wa al-majrūr berkaitan dengan Ḥaqqan (hak
yang wajib ditunaikan oleh orang-orang bertakwa).
|
2.
Penjelasan Singkat Makna I'rab
Ayat
ini merupakan salah satu ayat penting dalam hukum keluarga Islam
karena menetapkan kewajiban pemberian mut'ah (hadiah
penghibur) bagi wanita yang dicerai.
Jumla
Ismiyyah Qashr (Kalimat Nominal yang
Dibatasi): Kalimat وَلِلْمُطَلَّقَٰتِ
مَتَٰعٌ adalah Jumla
Ismiyyah (Kalimat
Nominal) yang menggunakan struktur Khabar
Muqaddam (predikat
didahulukan) dan Mubtada'
Mu'akhkhar (subjek
diakhirkan). Struktur ini memberikan penekanan dan pembatasan:
"Bagi wanita-wanita yang dicerai hanya
ada mut'ah (yang
wajib diberikan)."
Matā'un
bil Ma'rūfi (مَتَٰعٌۢ
بِٱلْمَعْرُوفِ): Kewajiban
memberikan mut'ah harus
dilakukan sesuai
dengan yang patut dan baik,
yang ukurannya disesuaikan dengan kemampuan suami dan kondisi
sosial setempat.
Ḥaqqan
'alā al-Muttaqīna (حَقًّا
عَلَى ٱلْمُتَّقِينَ): Frasa
ini adalah penegasan hukum. Penggunaan Ḥaqqan (sebagai Maf'ūl
Mutlaq yang
berarti "sebagai hak yang pasti") dan mengaitkannya
dengan al-Muttaqīna (orang-orang
yang bertakwa) menunjukkan bahwa menunaikan mut'ah ini
bukan sekadar anjuran, melainkan ciri
ketakwaan bagi
seorang mukmin.