Telah menceritakan kepada kami [Ahmad bin Shalih] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Wahb] telah mengabarkan kepada kami [Yunus bin Yazid] dari [Ibnu Syihab] telah menceritakan kepada saya ['Abbad bin Ziyad] bahwasanya ['Urwah bin Al-Mughirah bin Syu'bah] telah mengabarkan kepadanya, bahwa dia pernah mendengar [Ayahnya, Al-Mughirah] berkata; dia berkata, Pada waktu perang Tabuk sebelum fajar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah berjalan menyimpang dari jalan (para sahabat), maka aku turut menyimpang dari jalan menyertai beliau. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menderumkan kendaraan beliau, lalu beliau buang hajat. Setelah selesai, aku tuangkan ke tangan beliau air dari bejana. Beliau membasuh kedua telapak tangannya lalu mencuci muka. Setelah itu beliau menyingsingkan kedua lengan jubah beliau yang terbuka dan terasa sempit, maka beliau memasukkan keduanya kembali kemudian mengeluarkan keduanya dari bawah jubah, lantas beliau membasuh kedua tangan sampai ke siku, dan mengusap kepala, lalu mengusap bagian atas khuf beliau. Setelah itu beliau naik kendaraan, dan kami meneruskan perjalanan, hingga kami mendapati orang-orang (para sahabat) tengah mengerjakan shalat, mereka angkat Abdurrahman bin Auf sebagai imam, dia mengerjakan shalat bersama mereka pada awal waktunya dan kami mendapatkan Abdurrahman bin Auf telah mengerjakan satu rakaat Shalat Shubuh bersama mereka. Maka datanglah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan masuk ke dalam shaf bersama kaum Muslimin dan mengerjakan shalat di belakang Abdurrahman bin Auf untuk rakaat yang kedua. Setelah Abdurrahman salam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berdiri menyempurnakan shalat. Maka tiba-tiba kaum Muslimin terkejut, lalu banyak di antara mereka yang membaca "Subhaanallah", karena mereka telah mendahului Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam shalat. Setelah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam salam, beliau bersabda kepada mereka, "Benar apa yang kalian lakukan" atau "Bagus apa yang kalian lakukan." | AbuDaud:128 |
Telah menceritakan kepada kami [Al Walid bin Muslim] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Jabir] bahwa [Abu Al Mushobbih Al Auza'i] bercerita kepada mereka, ia berkata; Saat kami berjalan digerbang Qolaimah, seseorang yang tengah menuntun kudanya dari arah gunung memanggil sang pemimpin [Malik bin 'Abdullah Al Khots'ami]; Hai Abu Abdullah, apa kau tidak naik. Ia berkata; 'Aku mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang kedua kakinya berdebu dijalan Allah Azza wa jalla sesaat, keduanya haram bagi neraka." | ahmad:20956 |
Telah bercerita kepada kami [Harun bin Ma'ruf] telah bercerita kepada kami [Ibnu Wahab] telah bercerita kepada kami ['Amru bin Al Harits] dari [Sa'id bin Abu Hilal] bahwa [Yahya bin 'Abdur Rahman] bercerita kepadanya dari ['Aun bin 'Abdullah] dari [Yusuf bin 'Abdullah bin Salam] dari [ayahnya] berkata; Saat kami bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia mendengar suatu kaum, mereka berkata: Amalan apa yang paling utama wahai Rasulullah? Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Beriman kepada Allah dan rasulNya, jihad di jalan Allah, haji mabrur" kemudian ia mendengar panggilan dari lembah yang mengucapkan: Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (yang haq) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Dan aku benar-benar bersaksi bahwa tidaklah seseorang bersaksi akan hal itu melainkan ia terbebas dari kesyirikan." Berkata 'Abdullah: Aku mendengarnya dari Harun. | ahmad:22667 |
Telah bercerita kepada kami [Abu Al Walid] telah bercerita kepada kami [Salm bin Zarir] aku mendengar [Abu Raja'] berkata, telah bercerita kepada kami ['Imran bin Hushain] bahwa mereka pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan. Mereka terus berjalan sepanjang malam itu hingga ketika menjelang Shubuh, mereka beristirahat di suatu tempat lalu mereka mengantuk hingga tertidur sampai matahari meninggi. Orang yang pertama kali bangun adalah Abu Bakr, dia tidak membangunkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sampai beliau terbangun sendiri. Kemudian 'Umar terbangun, Abu Bakr duduk dekat kepala beliau shallallahu 'alaihi wasallam lalu bertakbir dengan mengeraskan suaranya hingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam terbangun. Kemudian beliau keluar (dari tenda) lalu menunaikan shalat Shubuh bersama kami. Sementara itu ada seorang laki-laki dari suatu kaum yang memisahkan diri (mengisolir diri) tidak ikut shalat bersama kami. Setelah selesai, beliau bertanya; "Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk shalat bersama kami?. Orang itu menjawab; "Aku mengalami junub". Beliau memerintahkan orang itu untuk bertayamum dengan debu, orang itu pun melaksanakan shalat. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyertakan aku dalam berkendaraan bersama beliau untuk meneruskan perjalanan hingga kami merasakan haus yang sangat. Ketika kami sedang berjalan itu, ada seorang wanita yang (menunggang untanya) dengan kedua kakinya yang terjuntai bebas diantara kantung besar berisi air yang sering diistilahkan mizadah. Kami bertanya kepadanya; "Dimana ada air?". Wanita itu menjawab; "Tidak ada air". Kami bertanya lagi; "Berapa jarak antara keluargamu (rumahmu) dan air". Wanita itu menjawab; "Sehari semalam". Maka kami berkata; "Ayo kita temui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam". Wanita itu bertanya; "Siapa itu Rasulullah?". (Kami berangkat bersama wanita itu, tapi) kami tidak menceritakan kepadanya perihal Rasulullah kepadanya hingga kami menghadap Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama wanita itu. Lalu wanita itu bercerita kepada beliau sebagaimana dia bercerita kepada kami hanya saja dia menambahkan bahwa dia adalah seorang ibu dengan anak-anaknya yang yatim. Maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam meminta kantong air milik wanita itu, lalu beliau mengusap tali penutup kantong air tersebut. Akhirnya kami yang berjumlah empat puluh orang laki-laki dalam keadaan kehausan dapat minum air hingga puas, dan setiap orang dari kami memenuhi kantong air dan tempat minum lainnya milik masing-masing. Kecuali satu hal yaitu kami belum memberi minum seekor unta yang memang senantiasa masih ada air yang tersisa padanya. Kemudian beliau berkata: "Bawalah kemari apa yang ada pada kalian". Maka dikumpulkanlah untuk wanita itu daging dan kurma-kurma hingga dia menjumpai keluarganya lalu berkata; "Aku telah berjumpa dengan orang yang paling menakjubkan (sihirnya) atau dia seorang nabi sebagaimana mereka mengakuinya". Lalu Alah Ta'ala memberi hidayah kepada kaum tersebut melalui perantaraan wanita itu, wanita itu masuk Islam begitu juga kaumnya di kampung itu". | bukhari:3306 |
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Abu 'Umar Al 'Adani] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Mu'adz] dari [Ma'mar] dari ['Ashim bin Abu An Nujud] dari [Abu Wa`il] dari [Mu'adz bin Jabal] dia berkata, "Aku bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di suatu perjalanan, hingga di suatu pagi aku berada di sisi beliau. Saat berjalan aku berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah, kabarkanlah kepadaku amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkan aku dari neraka?" Beliau menjawab: "Sungguh, kamu telah menanyakan suatu perkara yang sangat besar (bagus) padahal itu sebenarnya sangat mudah bagi orang yang Allah mudahkan; yaitu kamu menyembah Allah dan jangan menyekutukannya dengan sesuatupun, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadan dan menunaikan iabdah haji." Kemudian beliau bersabda: "Maukah aku tunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai dan sedekah dapat memadamkan kesalahan sebagaimana air dapat memadamkan api, dan shalatnya seseorang di tengah malam." Lalu beliau membaca: '(Lambung mereka jauh dari tempat tidurny...) ' sampai pada bagian ayat '(sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan) ' (Qs. As Sajadah: 16-18). Kemudian beliau melanjutkan: "Maukah aku beritahukan kepadamu pokok perkara, tiang-tiangnya dan puncak tertinggi segala urusan? Itu adalah jihad." Kemudian beliau bersabda: "Maukah aku beritahukan kepadamu tentang orang yang memiliki semua itu?" aku menjawab, "Tentu." Beliau lalu memegang lidahnya dan bersabda: "Kamu harus menahan ini dari dirimu." Aku berkata, "Wahai Nabi Allah, apakah kami akan diproses dengan ap yang kami ucapan ini?" Beliau bersabda: "Sungguh kebangetan kamu wahai Mu'adz, tidaklah muka-muka manusia disungkurkan ke dalam api neraka melainkan karena hasil perbuatan lidah-lidah mereka! " | ibnu-majah:3963 |
Telah menceritakan kepada kami [Abu Bakar bin Abu Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Al Hasan bin Musa] telah menceritakan kepada kami [Hammad bin Salamah] dari [Tsabit Al Bunani] dari [Anas bin Malik] bahwa dia berkata, "Ketika ayat ini diturunkan: '(Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suara kamu melebihi suara Nabi) ' (Qs. Al Hujurat: 2) hingga akhir ayat, Tsabit bin Qais yang sedang duduk di rumahnya dan berkata, 'Aku ini termasuk dari ahli Neraka! Dan ia selalu mengindar dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sehingga Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menanyakn itu kepada Sa'ad bin Mu'adz. Tanya beliau: "Wahai Abu Amru, bagaimanakah keadaan Tsabit? Apakah dia sakit? ' Sa'd menjawab, "Keadaannya seperti biasa dan aku tidak mendengar berita yang menyatakan dia sakit." Anas berkata, 'Lalu Sa'd pun mengunjunginya dan memberitahu kepadanya tentang pembicaraannya dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Tsabit berkata, 'Ayat ini diturunkan, sedangkan kamu semua mengetahui bahwa aku adalah orang yang paling keras bersuara, melebihi suara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kalau begitu aku ini termasuk dari ahli Neraka.' Maka Sa'd menceritakan hal itu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun bersabda: "Bahkan ia termasuk dari kalangan ahli Surga." Telah menceritakan kepada kami [Qathan bin Nusyair] Telah menceritakan kepada kami [Ja'far bin Sulaiman] telah menceritakan kepada kami [Tsabit] dari [Anas bin Malik] ia berkata, "Tsabit bin Qais adalah seorang orator di kalangan kaum Anshar, ketika ayat ini turun, yakni seperti dalam hadits Hammad. namun dalam haditsnya tidak disebutkan nama Sa'd bin Mu'adz." Dan telah menceritakannya kepada kami [Ahmad bin Sa'id bin Shakr Ad-Darimi] telah menceritakan kepada kami [Habban] telah menceritakan kepada kami [Sualiman Ibnul Mughirah] dari [Tsabit] dari [Anas] ia berkata, "Ketika turun ayat (...janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi), dan ia tidak menyebutkan nama Sa'd bin Mu'adz dalam hadits tersebut." Dan telah menceritakan kepada kami [Huraim bin Abdul A'la al Asadi] telah menceritakan kepada kami [al Mu'tamir bin Sualiman] ia berkata, "Aku mendengar [ayahku] menyebutkan dari [Tsabit] dari [Anas] ia berkata, "Ketika ayat ini diturunkan ia mengisahkan hadits tersebut tanpa menyebutkan nama Sa'd bin Mu'adz..." Kemudian ia menambahkan, "Seorang laki-laki dari penduduk surga berjalan di antara kami." | muslim:170 |
Dan telah menceritakan kepadaku [Ahmad bin Said bin Sakhr Ad Darimi] telah menceritakan kepada kami ['Ubaidullah bin Abdul Majid], telah menceritakan kepada kami [Salam bin Zarir Al 'Utharidi], katanya; aku mendengar [Abu Raja' Al 'Utharidi] dari [Imran bin Hushain] katanya; aku bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, hingga kami masuki malam kami. Menjelang subuh, kami singgah dalam perjalanan, rupanya kami tak kuasa menahan mata kami yang kelelahan (ketiduran) hingga matahari terbit." Imran melanjutkan; "Dan yang pertama kali bangun adalah Abu Bakr. Dan kami tidak pernah membangunkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dari tidurnya hingga beliau bangun sendiri. Setelah itu Umar bangun, ia berdiri di sisi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan bertakbir sambil mengeraskan suaranya hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbangun. Ketika beliau mengangkat kepalanya, beliau melihat ternyata matahari telah terbit, beliau lalu bersabda: "Berangkatlah kalian." Maka beliau meneruskan perjalanan bersama kami, setelah matahari memutih, beliau singgah dan shalat subuh bersama kami. Ternyata ada seseorang yang mengisolir diri dari para sahabat. Ia tidak ikut shalat bersama kami. Selesai shalat, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya kepada sahabat tersebut: "Wahai Fulan, apa yang menghalangimu untuk shalat bersama kami?" Dia menjawab; "Wahai Nabiyullah, aku tengah junub." Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam lalu memerintahkan supaya dia bertayammum dengan permukaan tanah. Setelah itu dia mengerjakan shalat. Kemudian beliau memrintahkanku supaya bersegera menaiki kendaraan guna mencari air. Ketika itu kami merasa kehausan. Saat kami tengah berjalan, tiba-tiba seorang wanita menjulurkan kedua kakinya diantara mizadah yaitu geriba air bersusun. Kami berkata kepada wanita itu; "Dimana ada air?" wanita itu menjawab; "Wah, wah, kalian tak punya air?" kami menjawab; "Berapa jarak antara keluargamu dan sumber mata air?" dia menjawab; "Perjalanan sehari-semalam." Kami berkata; "Pergilah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam!" Dia menjawab; "Siapa itu Rasulullah?" Kami belum bias mengendalikan urusan wanita itu, hingga kami mengajaknya dan menghadapkannya ke Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian beliau bertanya kepada wanita itu, lalu wanita itu mengabarkan asal usulnya sebagaimana ia mengabarkan kepada kami. Dirinya mengebarkan kepada beliau bahwa ia adalah pengasuh beberapa anak yatim. Lantas beliau memerintahkan supaya unta pembawa air itu diderumkan. Dengan mulutnya, beliau lalu menyemprotkan air ke air yang dikucurkan dari dua geriba kulit bagian atas, kemudian beliau sebarkan ke unta pembawa air. Ketika itu kami bergegas untuk minum, ketika itu jumlah kami sebanyak empat puluh orang yang semuanya merasa kehausan, hingga kami pun puas, kami juga sempat memenuhi setiap geriba dan jerigen kami (dengan air tersebut), kami juga dapat memandikan teman kami. Hanya kami tidak memberi minum unta kami karena nyaris mau pecah. Maksud kami, air yang berasal dari dua mizadah. Kemudian beliau bersabda: "Kumpulkan bawaan yang kalian bawa!" Maka kami mengumpulkan bekal yang kami bawa sebagai hadiah untuk wanita itu, yaitu berupa kurma, tali, dan daging. Beliau lalu bersabda kepada wanita itu: "Pulanglah, dan pergunakanlah bekal ini untuk keluargamu, ketahuilah bahwa kami sama sekali tidak mengurangi sedikitpun air yang kamu bawa!" Ketika wanita itu menemui keluarganya, ia berkata; "Sungguh telah menemukan manusia paling penyihir di muka bumi, ataukah dia seorang nabi sebagaimana ia akui? Diantara kisahnya adalah demikian-demikian." Rupanya Allah memberikan hidayah kepada penghuni kampung lewat wanita itu, sehingga ia masuk Islam, dan mereka pun masuk Islam." Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali] telah mengabarkan kepada kami [An nadlr bin Syumail] telah menceritakan kepada kami [Auf bin Abu Jamilah Al A'rabi] dari [Abu Raja' Al 'Atharidi] dari [Imran bin Hushain], katanya; kami pernah bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan. Suatu malam, kami menyusuri perjalanan hingga akhir malam, beberapa saat menjelang subuh, kami singgah. Dan tidak ada persinggahan (istirahat) bagi seorang musafir yang lebih enak daripada persinggahan (istirahat) ketika itu. Pada saat itu, tidak ada seorangpun yang membangunkan kami selain sinar panas matahari." Lalu dia membawakan hadits itu sebagaimana hadits Salam bin Zarir dengan adanya tambahan dan pengurangan. Ia berkata dalam hadisnya; "Ketika Umar bin Khattab bangun, ia menemukan musibah yang menimpa para sahabatnya. Dia adalah sosok yang beliau berbadan besar dan kuat, dia langsung memekikkan takbir hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terbangun karena suara takbirnya yang keras. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bangun, para sahabat mengeluhkan kepada beliau perihal sesuatu yang telah mereka alami. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hanya bersabda: "Tidak masalah, teruskanlah perjalanan kalian…" lalu perawi mengisahkan hadits tersebut." | muslim:1100 |
Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah bin Sa'is Ats Tsaqafi]; Telah menceritakan kepada kami [Laits] dari [Ibnu Al Had] dari [Yuhannas] budak Mush'ab bin Az Zubair dari [Abu Sa'id Al Khudri] dia berkata; "Ketika kami sedang berjalan bersama-sama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di 'Arj, tiba-tiba datang seorang penyair bersenandung. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tangkap setan itu! Sesungguhnya perut orang yang dipenuhi muntah lebih baik daripada perut yang penuh dengan sya'ir (sajak)." | muslim:4193 |
Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin 'Abdul A'la] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Khalid] dia berkata; telah menceritakan kepada kami [Ibnu 'Aun] dari [Muhammad] dari [Ibnu 'Abbas] dia berkata; "Kami pernah bepergian bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di antara Makkah dan Madinah tanpa takut kecuali kepada Allah Azza wa Jalla, lalu kami shalat dua raka'at. | nasai:1419 |
Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Hatim], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Hibban], ia berkata; telah memberitakan kepada kami [Abdullah] dari [Ibrahim bin 'Uqbah] bahwa [Kuraib] berkata; saya pernah bertanya kepada [Usamah bin Zaid], dan ia adalah orang yang dibonceng Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada sore Hari Arafah. Lalu saya katakan; bagaimana kalian berbuat? Ia berkata; kami datang dengan berjalan hingga sampai Muzdalifah, lalu beliau turun, dan melakukan shalat Maghrib kemudian mengirim utusan kepada manusia agar turun maka mereka turun di tempat-tempat mereka turun, dan tidak benar-benar turun hingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melakukan shalat Isya`akhir, kemudian orang-orang mereka benar-benar turun. Tatkala pagi hari saya pergi berjalan kaki diantara orang-orang Quraisy yang berjalan cepat dan beliau dibonceng Al Fadhl. | nasai:2981 |
Telah mengabarkan kepada kami [Qutaibah], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Bakr yaitu Ibnu Mudhar] dari [Ibnu Al Had] dari [Muhammad bin Ibrahim] dari [Isa bin Thalhah] dari ['Umair bin Salamah Adh Dhamri], ia berkata; ketika kami berjalan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam membawa sebagian tempat di Atsaya (tempat diantara dua tanah haram), dan mereka sedang beihram. Tiba-tiba terdapat keledai liar yang tersembelih, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Pemiliknya akan datang kepadanya." Kemudian datanglah seorang laki-laki dari Bahz, ia adalah orang yang menyembelih keledai tersebut, kemudian Ia berkata; wahai Rasulullah, ambillah keledai ini. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan Abu Bakar untuk membaginya diantara manusia. | nasai:4269 |
Telah mengabarkan kepada kami [Muhammad bin Abdul A'la], ia berkata; telah menceritakan kepada kami [Al Mu'tamir], ia berkata; saya mendengar [ayahku] berkata; telah menceritakan kepada kami [Abu Nadhrah] dari [Jabir bin Abdullah], ia berkata; kami pernah berjalan bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan saya berada di atas unta. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Apakah engkau menjualnya kepadaku dengan sekian serta sekian dan Allah mengampuni dosamu?" Maka saya katakan; ya, unta itu untukmu wahai Nabi Allah. Beliau bersabda: 'Apakah engkau menjualnya kepadaku dengan sekian serta sekian dan Allah mengampuni dosamu?" Maka saya katakan; ya, unta itu untukmu wahai Nabi Allah. 'Apakah engkau menjualnya kepadaku dengan sekian serta sekian dan Allah mengampuni dosamu?" Maka saya katakan; ya, unta itu untukmu wahai Nabi Allah. Abu Nadhrah mengatakan; dan hal itu menjadi perkataan yang dikatakan oleh orang-orang muslim; lakukanlah demikian dan demikian dan semoga Allah mengampunimu. | nasai:4562 |
Telah menceritakan kepada kami [Ali bin Hujr] berkata; telah menceritakan kepada kami [Isma'il bin Ayyasy] berkata; telah menceritakan kepadaku [Habib bin Shalih] dari [Yazid bin Syurahbil] dari [Abu Hayy Al Mu'adzin Al Himsh] dari [Tsauban] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak halal bagi seseorang melihat ke dalam rumah orang lain hingga ia mendapatkan izin, jika tetap melihat (tanpa izin) maka ia telah masuk. Dan janganlah seseorang mengimami suatu kaum lalu ia mengkhususkan do`a untuk dirinya tanpa menyertakan mereka, jika ia lakukan maka ia telah berkhianat. Dan seseorang juga tidak boleh melaksanakan shalat dalam keadaan menahan kencing." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Abu Hurairah dan Abu Umamah." Abu Isa berkata; "Hadits Tsaubah derajatnya hasan. Hadits ini telah diriwayatkan pula dari [Mu'awiyah bin Shalih] dari [As Safar bin Nusair] dari [Yazid bin Syuraih] dari [Abu Umamah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam." Hadits ini juga diriwayatkan dari [Yazid bin Syuraih] dari [Abu Hurairah] dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Seakan-akan hadits Yazid bin Syuraih, dari Abu Hayy Al Mu'adzin, dari Tsauban dalam persoalan ini lebih bagus sanad dan masyhur." | tirmidzi:325 |
Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abi Umar] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Mu'adz ash Shan'ani] dari [Ma'mar] dari ['Ashim bin Abi an Najud] dari [Abu Wail] dari [Mu'adz bin Jabal] dia berkata; Saya pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam suatu perjalanan, suatu pagi aku berada dekat dari beliau, dan kami sedang bepergian, maka saya berkata; 'Wahai Rasulullah, kabarkanlah kepadaku tentang suatu amal yang akan memasukkanku kedalam surga dan menjauhkanku dari neraka.' Beliau menjawab: "Kamu telah menanyakan kepadaku tentang perkara yang besar, padahal sungguh ia merupakan perkara ringan bagi orang yang telah Allah jadikan ringan baginya, yaitu: Kamu menyembah Allah dan tidak menyekutukannya dengan sesuatu apa pun, kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, berhaji ke Baitullah." Kemudian beliau bersabda: "Maukah kamu aku tunjukkan pada pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai dan sedekah akan memadamkan kesalahan sebagaimana air memadamkan api, dan shalat seorang laki-laki pada pertengahan malam." Kemudian beliau membaca; "Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, sedang mereka berdoa kepada Rabbnya dengan rasa takut dan harap, dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (16) Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (As-Sajdah: 16-17). Kemudian beliau bersabda: "Maukah kamu aku tunjukkan pokok perkara agama, tiang dan puncaknya?" Aku menjawab: "Ya, wahai Rasulullah." Beliau bersabda: "Pokok dari perkara agama adalah Islam, tiangnya adalah shalat, sedangkan puncaknya adalah jihad.' Kemudian beliau bersabda: "Maukah kamu aku kabarkan dengan sesuatu yang menguatkan itu semua?" Aku menjawab; 'Ya, wahai Nabi Allah.' Lalu beliau memegang lisannya, dan bersabda: "'Tahanlah (lidah) mu ini." Aku bertanya; 'Wahai Nabi Allah, (Apakah) sungguh kita akan diadzab disebabkan oleh perkataan yang kita ucapkan? ' Beliau menjawab; "(Celakalah kamu) ibumu kehilanganmu wahai Mu'adz, Tidaklah manusia itu disunggkurkan ke dalam neraka di atas muka atau hidung mereka melainkan karena hasil ucapan lisan mereka?" Abu Isa berkata; 'Ini hadits hasan shahih.' | tirmidzi:2541 |